Kamis, 24 Oktober 2013

Mereka Terbang!

Written by Unknown


Helena menoleh cepat, matanya mengikuti langkah remaja yang berlari tadi. Ia melipat tangannya santai melihat ibu dan anak itu bernostalgia. Di belakang mereka ada Jo yang ikut berlari memeluk kakaknya. Mata Helena berubah sendu. Andai ia bisa melakukan hal yang sama.

"Hei.." kata J meninju kecil pundak Helena sambil tersenyum. Senyumnya membuat Helena tenang.
Sebelum sempat mengatakan sesuatu J ditarik dr. Greg menuju Gutav. Helena menaikkan pundaknya acuh tak acuh dan berbalik pergi.


Ia berjalan melewati kerumunan orang-orang Gustav yang sedang asyik mengobrol. Kebanyakan membicarakan tentang perjalanan mereka dan bertaruh cara yang paling menyenangkan untuk membunuh makhluk-makhluk di luar sana. Helena menundukkan kepalanya berharap tidak satupun dari mereka yang memanggilnya untuk berkenalan. Ia ingin mencari Luke agar bisa berteleportasi ke rumahnya. Helena berjalan melalui halaman belakang dimana tidak banyak orang di sana. Ia berjalan dengan terburu-buru sambil melihat ke bawah. Menjaga agar dirinya tidak terpeleset lumut-lumut yang hidup subur di sela-sela paving halaman belakang dr. Greg yang lembab.

"Hei!" jerit seseorang dari jauh. Suaranya melengking seperti anak laki-laki yang terlambat berkembang. Helena menoleh dan menunduk tepat waktu sebelum timah panas lewat diatasnya. Hening seketika. Helena mendongakkan kepalanya. Matanya nyalang dan mulutnya menganga. Ia tidak takut sama sekali dengan peluru yang barusan. Terlihat dari pantulan bola mata cokelat Helena. Sebuah makhluk bergetar di tanah. Setengah hidup dan menggeliat.

"Kau tidak apa-apa?" orang tadi menyenggolnya pelan. Helena hanya bangkit dan mengangguk. Matanya masih terpaku pada makhluk itu. Orang-orang mulai berlari ke tempat mereka karena suara tembakan barusan. J berlari dengan heboh menghampiri Helena lalu membungkuk untuk mengambil napas.

"Aku tidak apa-apa" kata Helena sambil menatap J. Menjawabnya sebelum ditanya.
"Bah..ghus.." kata J sambil bernapas.

Orang-orang mengelilingi makhluk itu sambil berbisik-bisik membuat spekulasi. Helena dan J ikut memperhatikan makhluk itu diantara orang-orang ramai. Helena mengepalkan tangannya sedikit saat J merangkul Helena tiba-tiba. Rangkulannya terasa hangat dan seperti memeluknya. J tersenyum sedikit saat menyadari kekakuan Helena dengan rangkulannya.

Makhluk itu sudah tidak bergerak lagi. Tangan dan kakinya memanjang secara tidak wajar. Seperti manusia dengan tulang-tulang abnormal. matanya cekung dan rambutnya tipis. Perutnya buncit dengan tidak wajar. Banyak darah kering yang sudah mengerak dan menghitam terlihat di kuku dan sela-sela giginya. Bibirnya sudah tidak utuh lagi sama seperti tubuh Shinji sekarang. Secara keseluruhan ia terlihat seperti makhluk-mahluk yang biasanya ada di jalan-jalan saat ini. Hanya saja kini selaput terbentang di bawah lengannya. Seperti selaput yang ada di sela-sela kaki bebek. Telapak kaki makhluk itu juga sepertinya terlihat membesar dan keras.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar