Sabtu, 30 November 2013

Bumi adalah Cermin

Written by Unknown


Peluru misterius itu tidak cukup bisa melumpuhkan makhluk ini. Remaja baru yang ternyata adalah kakak Jo itu langsung menujukan posisinya kepada orang orang camp ini dengan mendekat kearah makhluk itu. Ia mengarahkan anak panah tepat ke kepala makhluk itu. Kemudian makhluk itu menghindar, namun elakannya tak dapat membuat otot-otot tipis makhluk itu luput dari anak panah. Membuat makhluk itu terkunci tepat diatas tanah yang penuh dengan selaput dan lendir dari mahluk itu.

"Cukup!" Helena menghentikan remaja itu untuk menembakan anak panahnya yang kedua

"Kita butuh makhluk ini"
Read More

Kamis, 24 Oktober 2013

Mereka Terbang!

Written by Unknown


Helena menoleh cepat, matanya mengikuti langkah remaja yang berlari tadi. Ia melipat tangannya santai melihat ibu dan anak itu bernostalgia. Di belakang mereka ada Jo yang ikut berlari memeluk kakaknya. Mata Helena berubah sendu. Andai ia bisa melakukan hal yang sama.

"Hei.." kata J meninju kecil pundak Helena sambil tersenyum. Senyumnya membuat Helena tenang.
Sebelum sempat mengatakan sesuatu J ditarik dr. Greg menuju Gutav. Helena menaikkan pundaknya acuh tak acuh dan berbalik pergi.
Read More

Sabtu, 24 Agustus 2013

Bala Bantuan

Written by Unknown


Sebelumnya tidak ada yang menyadari bahwa kehidupan mereka kini telah berubah. Mereka hanya seperti mengikuti aliran sungai yang tenang dan kadang bergejolak di udara yang lembab. Mereka masih seperti orang yang suka berbelanja atau menonton siaran TV yang rusak juga serial TV yang diulang ulang. Hanya saja namanya kini telah berubah menjadi berburu dan nostalgia. Atau insomnia di saat kau menginginkan tidur dan mengantuk di saat kau menginginkan terjaga.

Read More

Kamis, 22 Agustus 2013

Buku Lama

Written by Unknown


Luke berjalan menjauh sambil memperhatikan Tera dan Jo. Entah kenapa keberadaan mereka menarik perhatiannya. Ia teringat saat memergoki Tera membaca tadi. Pikirannya sedikit tertuju ke rasa penasarannya sejak tadi. Jangan-jangan ia membaca buku itu..

"Ah.." kata J pelan saat tidak sengaja menabrak Luke dari belakang.

Read More

Jumat, 16 Agustus 2013

Tentang Cerita Ini pt.2

Written by Unknown



Halo dengan Ray disini. Hanya ingin menambahkan yang sudah ditulis Lia pada ekstra sebelumnya. Kali ini penulis ingin membuat pembaca tahu sejauh mana cerita ini dan apa saja yang telah diciptakan para penulis dalam cerita ini. Baiklah ini kronologi singkat dari cerita yang sudah ada.

Read More

Kamis, 15 Agustus 2013

Tempat Aman

Written by Unknown


Jo telah tertidur sekarang. Matanya mengedip-ngedip cepat sambil terpejam. Anak kecil yang malang. Pikir Tera. Ia duduk di samping Jo. Setengah memeluknya dari pertama bertemu hingga sekarang. Tera menghela napasnya, pikirannya masih belum tenang karena ia belum menemukan Alex.
Read More

Selasa, 13 Agustus 2013

Planet yang Hilang

Written by Unknown


Sebuah planet dan 12 lainnya yang mengelilingi bintang Eldes. Cahaya redupnya sampai pada titik mata seorang anak, menembus jiwanya yang teguh dan juga menghangatkan samudra yang berwana jingga. Tumbuh-tumbuhan kering di tanah yang tandus tapi cukup untuk membuat  udara , kertas kertas poster sebagian berserakan tertiup angin dan makanan instan disusun dengan rapih dalam lemari. Semua terlihat sehat dan tertata rapi berkat kepemimpinan yang adil.

Read More

Selasa, 06 Agustus 2013

Tentang Cerita Ini pt.1

Written by Unknown


Halo, posting kali ini bukan tentang cerita yang biasanya sambung menyambung. Berhubung kita udah ngepost cukup banyak mungkin harus ada break dulu kali ya. Jadi, ini nih sekilas info yang bisa disimpulin tentang dunianya J sama Helena.
Read More

Sabtu, 03 Agustus 2013

Lari! Cepat Lari!

Written by Unknown


Sesaat ruangan itu sepi kembali setelah mahluk makluk tadi sempat mencurigai bunyi suara tembakan dari dalam apotek. Tera menempelkan sebuah metronome dari toko peralatan musik ke granat yang ia jarah dari toko senjata yang pemiliknya mati menembakan pistol ke kepalanya sendiri. Tera mengatur ketukannya menjadi 240 bpm lalu melemparkannya jauh dari apotek. Membuat makhluk-makhluk itu berkumpul mendekat ke arah suara metronome sebelum akhirnya granat itu meledakan mereka.

"Jadi Jo nama gadis kecil itu. Bahkan aku belum sempat tahu namanya" kata Luke

Read More

Senin, 29 Juli 2013

Bertahan

Written by Unknown


Tera menutup pintu besi apotek milik suaminya. Mendiang suaminya. Ia masih bisa melihat Jo menangis di dalam sambil mengulurkan tangannya meminta pelukannya.
"Tetap di sini, ibu janji akan kembali. Ibu akan mencari Alex, tunggu ya" kata Tera tersenyum sambil menangis mencoba menenangkan anaknya yang menangis. Ia mengunci rapat-rapat pintu yang ada di paling depan dan berbalik sambil menembakan pistolnya ke setiap makhluk yang mendekat. Ia harus kembali ke rumah mencari Alex. Kakak Jo.
Read More

Sabtu, 27 Juli 2013

Sebuah Tembakan

Written by Unknown


"Aku menambahkan alat navigasi dan prototype baru ini yang aku rasa Shinji dapat membuat programnya untuk dipasangkan ke alat ini" Helena bilang

"Setelah itu kita dapat melihat gambar?" tanya dr. Greg.

"Aku harap begitu" sambil memegang tangan J yang gugup dan bersiap siap menyuntiknya

"pelan pelan.. Tunggu. Bagaimana bisa Shinji membuat programnya sementara switch sedang berjalan? kau ingat, hanya helm ini yang membuatnya ada di dunia nyata dan harus selalu terpasang di kepala" kata J

Read More

Kamis, 25 Juli 2013

Rumah

Written by Unknown


Helena membawa bungkusan-bungkusan bahan mentah dan bahan makanan lainnya ke dapur dr. Greg. Cahaya lilin menerangi lorong menimbulkan bayangan-bayangan yang misterius membuatnya awas dan mengecek seluruh ruangan sebelum melakukan sesuatu. Ia meletakkan bahan-bahan itu dengan rapi di lemari dan meja-meja yang belum terpakai untuk mengganjal pintu dan jendela. Helena menghela napas sambil mengumpulkan beberapa bahan untuk ia masak sambil berpikir betapa beruntungnya ia karena rumah dr. Greg memiliki sumur dan juga tabungan air di bawah tanah, sehingga mereka tidak akan kekurangan air untuk beberapa hari ke depan. Ia mencuci dan memotong bawang dan sayur-sayuran dengan perlahan. Berhat-hati karena ini baru kesekian kalinya ia memasak dan sekarang adalah bukan waktu yang bagus untuk memotong putus jarinya sendiri. Pandangannya sedikit buram, ia mendengus sedikit ingin tertawa karena kesedihannya bertepatan saat ia memotong bawang. Beberapa titik air mata turun langsung menuju pipinya. Entah karena sedih dan rindu rumah atau bawang bombai mengiritasi matanya. Helena mengerjapkan matanya lalu mengedipkannya beberapa kali sambil memasak bahan makanan yang ia siapkan.
Read More

Setiap Orang adalah Pengembara

Written by Unknown


"ini obatmu.. dan ini seorang anak" kata Luke kepada Helena

"Siapa dia?"

"hey, kau boleh membuka mata sekarang (kepada anak itu). Entahlah, aku menemukannya di sebuah apotek sendiri di dalam lemari. Kurasa ibunya telah menghilang." sambil meletakan obat obat yang ia bawa tadi

Read More

Rabu, 24 Juli 2013

Makanan dan Obat

Written by Unknown


Di tengah kota. Shinji terseok-seok berjalan tepat di tengah jalan besar. Tubuhnya berwarna biru kelabu tidak menunjukkan tanda kehidupan. Satu-satunya pencahayaan di jalan-jalan utama itu hanyalah lampu jalan yang menggunakan energi matahari. Sisanya gelap. Gedung-gedung megah yang seringkali menimbulkan polusi cahaya kini telah hilang. Digantikan oleh gedung gelap dengan banyak cipratan darah disekitarnya. Banyak orang-orang yang terlihat seperti Shinji juga berjalan hilir mudik tak tentu arah. Mengerikan. Beberapa bahkan saling memakan karena tidak ada lagi makanan yang tersisa di lingkungan yang sudah mati itu. Sudah beberapa hari sejak Shinji bertukar pikiran dengan J. Wajah papa Greg masih terbayang-bayang di benaknya. Gambaran rumah yang nyaman membuatnya ingin kembali memutar waktu. Di pojokan ruangan, Shinji meringkuk. Pasrah dengan apa yang akan dilakukan tubuhnya. Shinji menatap monitor besar di ruangan itu. Monitor yang ia ciptakan untuk melihat dunia luar melalui mata di tubuhnya yang sudah mati.  Ia berharap J melakukan switch secepatnya karena ia sudah tidak tahan lagi berada ditubuh ini.
Read More

Minggu, 21 Juli 2013

Pahlawan Dunia

Written by Unknown


"tapi kenapa?" sambil memegangi pipinya yang merah

"tapi tadi kau.."

"ya memang benar semua yang ku katakan itu" kata J sambil malu

"bodoh sekali, mengapa jadi terucap" ujar J dalam hati

 Helena terlihat merunduk dan menahan senyum

"oh ya ada sesuatu yang harus aku beritahu dengan Greg dan Luke" sambil berlari ke arah mereka mencoba lari dari situasi itu

Read More

Sabtu, 20 Juli 2013

Bangun

Written by Unknown


Shinji membuka matanya. Perlahan-lahan berharap tidak bangun di tubuhnya sendiri. Ia duduk lalu merasakan berat di kepalanya. Sebuah helm besar bertengger di kepalanya, dengan sedikit bersemangat ia melepaskan helm itu. hahahah suara napasnya cepat bersemangat. Ia melihat telapak tangannya lalu punggung tangannya bergantian. Ia lalu merasakan jantungnya berdegup dengan irama yang menenangkan, dug dug dug. Hebat! pikirnya. Walaupun sedikit aneh rasanya berada di tubuh orang lain.

Read More

Jumat, 19 Juli 2013

Sepi

Written by Unknown


"Kau setuju?"

"hm.." J mencoba membuat keputusan

"tenang saja aku akan kembali, ini tidak akan lama." Shinji terenyum meyakinkan J

"gelombang ini tidak akan lama bertahan. Karena dua fikiranlah yang mengaturnya. Sekarang tekan konsol itu." Shinji meletakan tangan J diatas sinar hologram yang diciptakan olehnya di dalam fikirannya sendiri, dan kemudian tangannya juga. Ia bersemangat sekali untuk ini.

Read More

Rabu, 17 Juli 2013

Teman Baik

Written by Unknown


Helena memandang J membuka matanya. Seperti orang baru bangun. Ia sedikit terhuyung melepaskan "helm" nya dan bangkit berdiri. Untuk sesaat ia memandangi tangannya sendiri lalu memegang dadanya.

"Luar biasa!" kata dr. Greg sambil masuk ke ruangan tempat J berada. Untuk sesaat wajah J sedikit berubah seperti senang dan rindu ketika melihat dr. Greg. Helena menyadari ekspresi J. Lalu seperti sadar sedang diperhatikan ekspresi J kembali normal.

Read More

(Bukan) Sendiri

Written by Unknown


Sudah hampir seminggu setelah Shinji kabur. Penyebaran virus itu begitu cepat. Akses perbatasan di beberapa negara telah diperketat, namun muncul dugaan virus menyebar lewat udara. Beberapa saksi menyebutkan sebuah kota terpencil di Australia mengalami hal serupa, padahal pemerintah kota setempat telah menutup akses masuk ke daerah itu. Di zona merah tempat lokasi Shinji kabur memang tempat tercepat dan terentan penyebarannya.

"ya, itu hanya butuh sedikit sentuhan saja" kata Helena.

Luke menelan makanannya dalam dalam. Ia mengangkat kedua tangannya itu sambil memegang helm tersebut seperti.. "bagaimana bisa?" tanpa suara.
Read More

Selasa, 16 Juli 2013

Jenius Lainnya

Written by Unknown


Sudah ber jam-jam Luke sibuk mengutak atik helm yang rencananya akan digunakan J untuk menghubungi Shinji. Di ruangan lain dr. Greg sibuk menghubungi semua teman-temannya menggunakan semua alat komunikasi yang ia punya. Ia amat sangat membutuhkan seorang yang jelas lebih genius dan brilian daripada Luke untuk membuat alat itu berfungsi dalam sekejap.Tapi sepertinya usaha dr.Greg sia-sia, hampir semua teman yang dihubunginya tidak menjawab dan sebagian lainnya menolaknya mentah-mentah. Walaupun dr. Greg sudah menjelaskan mereka akan di jemput oleh Luke kebanyakan tidak percaya atau tetap ingin bersama keluarga mereka dalam situasi seperti ini.

Read More

Minggu, 14 Juli 2013

Luke si Jenius

Written by Unknown


Setelah dari kamar Luke, mereka kembali ke ruangan tadi untuk mengambil rekaman otak J dan Shinji. Helena duduk di samping J sambil menunggu Luke dan Greg tiba. Hujan di luar cukup membuat udara di dalam rumah Greg dingin. Helena menghidupkan TV itu kembali untuk melawan kesunyian.

"Kau butuh sesuatu? Teh hangat mungkin?" tanya Helena

"Ya, aku mau" kata J
Read More

Sabtu, 13 Juli 2013

Terhubung

Written by Unknown


Langit terlihat kelabu hari itu. Awan-awan hitam memenuhi langit siap  untuk menghujani daratan di bawahnya. Dari matanya Shinji melihat perutnya yang menggembung. Penuh dengan daging manusia yang baru saja ia santap. Shinji merasa muak akan dirinya. Sekarang ia merasakan sedang duduk di suatu gang gelap. Tembok tempat ia bersandar dipenuhi lumut dan dinding di depannya berwarna-warni dipenuhi gambar grafiti. Dari ujung gang tepat menuju jalanan, banyak terdengar teriakan. Orang-orang berlari memasuki gang itu lalu berbalik dan berlari terbirit-birit. Sesuatu yang dulunya merupakan manusia berjalan melewati gang itu.
Read More

Terungkapnya Rencana B

Written by Unknown


"Sebuah percobaan pembunuhan terjadi sore tadi. Seorang pemuda mengalami luka yang cukup serius dipundak dan dilarikan ke rumah sakit. Korban tidak mengetahui siapa pelakunya. Ia mengatakan seseorang dengan tenaga kencang mendobraknya dari belakang lalu menusuk pundaknya. Pelaku melarikan diri dengan sangat cepat....."

"sudah dimulai rupanya.." keluar dari bibir Luke
 
Read More

Jumat, 12 Juli 2013

Kembali

Written by Unknown


Helena masih merasakan nyeri di dengkulnya akibat jatuh menghindari makhluk tadi. J berdiri di depannya, menatap kaku dr. Greg. Pandangannya masih terhalang oleh tubuh J. Ia tidak ingin melihat mayat dr. Greg jadi ia memutuskan untuk tetap berdiri di belakang J. Lagipula apa yang ia harapkan. Tidak ada lagi yang dapat dilihat selain tubuh orang tua kaku dengan kepala yang meledak. Tapi, keheningan ini membuat Helena tidak nyaman. Ia maju dan berdiri di samping J. Helena menatap seorang pria di samping dr. Greg.
Read More

Kamis, 11 Juli 2013

Seorang Pria

Written by Unknown


Sementara itu yang ada di pikiran pria tua ini adalah sebuah penyesalan. Sesaat jika Shinji tidak bergerak dan tangan Greg tidak kaku untuk menekan pelatuknya, mungkin Ia tidak akan pernah lagi melihat Shinji 'hidup'. Sekarang ia hanya tinggal pasrah. Semuanya kini telah pergi dari hidupnya, termasuk Luke anaknya.

"Ibu Luke menitipkan sesuatu padaku. Anak yang begitu berharga. Hanya ia satu-satunya sisa cinta kami yang masih nyata. Namun semuanya telah pergi sekarang ini" 
Read More

Rabu, 10 Juli 2013

Pikiran Shinji

Written by Unknown


"Arrr rraaawrrr.." Shinji mendengar suaranya sendiri. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya tanpa kendali di kasur. Kekang di tubuhnya terasa sedikit mengendur. Tetapi, sedikit saja sudah cukup bagi tangannya untuk menyelip dan menggeliat keluar dari kekang. Shinji merasakan giginya menggeretak keras. Ia berusaha untuk tidak merintih-rintih, meraung atau melakukan semua yang ia lakukan sekarang. Seolah-olah hanya mata dan batinnya saja yang berguna. Tubuhnya bergerak tanpa kendalinya. Ia mengendus-endus seluruh ruangan. Di dalam hati Shinji merasa jijik dengan dirinya sendiri. 'Tunggu..jangan. Berhenti!' Shinji katakan pada dirinya sendiri. Seberapa kuat ia ingin menolak dan menahan semua gerak tubuhnya, Shinji hanya akan berakhir dengan sakit kepala yang hebat. Rasanya seperti menonton film saja. Melihat segalanya tanpa bisa mengontrol keadaan sekitarnya.
Read More

Selasa, 09 Juli 2013

Hujan

Written by Unknown


Udara pagi di rumah Helena yang dingin, membekukan nafas J. Ia pun membuka mata dan keluar dari selimutnya itu. Di luar sedang hujan rupanya. Kepalanya masih berat mengingat tidurnya yang hanya sebentar membuatnya terdiam kosong di atas kursi. Ia mengulang lagi kata kata Greg semalam sebelum kontraksi terakhir. Aku harap kau bisa datang besok untuk melihat temuan ini, kurasa ini kabar yang bisa sedikit membuat kita semua tenang. Tampaknya Greg terlihat senang sekali. Ia menjelaskan kepada J bahwa anggapan Helena benar. Aku menafsirkan hal yang sama. Melihat pergerakan pola dari tiap kode tersebut dengan mencocokan apa yang Shinji dan kau telah lihat, itu adalah sebuah koordinat! Aku tidak sabar merekam hal yang lain lagi J. Hujan ini meresonansi fikiran J lebih baik. Kepala J jadi terlihat lebih dingin dan tenang. J beranjak dari tempat empuk itu. Ia menemui Helena yang sedang berada di ruangannya. 

Read More

Kabur

Written by Unknown


dr. Greg duduk di mejanya. Rintihan dan erangan Shinji dari ruangan lain menjadi latar belakang saat ia bekerja. Lembaran-lembaran kertas bertebaran di mana-mana. Beberapa menumpuk tinggi sekali melebihi kepala dr. Greg. Di belakangnya melalui kaca dua arah di dinding terlihat Shinji sibuk mengerang dan mencoba melepaskan diri dari kekang di kasurnya. dr.  Greg melepas kaca matanya dan mengusap matanya lelah. Ia lalu menoleh untuk melihat keadaan Shinji. Masih terlihat sama, antara hidup dan mati. Shinji menggertakan giginya sambil membalas tatapan dr. Greg...dr. Greg menghela napas panjang. Ia ingat betul bagaimana dulu rasa sayangnya tumbuh perlahan-lahan saat mengasuh Shinji. Sekarang ia rindu dengan masa lalu. Luke dan Shinji si bocah.

Read More

Kemungkinan

Written by Unknown



Helena tak seharusnya tidak memperhatikan apa yang dibicarakan dr.Greg tadi lewat hologramnya karena besar kemungkinan itu bukan perkara sepele. Tetapi, otaknya benar sudah tak bisa diajak kompromi, penat, penat, penat sekali hari ini. Dia harus tidur, otaknya butuh asupan istirahat. Helena sudah berada di kamar tidurnya sekarang, dia harus kembali mencoba memejamkan mata setelah tadi tidurnya di pangkuan J terganggu oleh seperti sesuatu yang menyentuh bibirnya lembut.


Read More

Senin, 08 Juli 2013

Sebuah Kecupan

Written by Unknown


Dari pundak J. Helena serius memperhatikan lengan J. Tangannya gatal ingin menekan urat-urat J yang menonjol. Ia mencoba menahannya. Dari sudut matanya cahaya merah berkelap-kelip seperti jantungnya yang berdegup cepat sekarang. Ia menekan tombol itu dan muncullah kepala hologram  dr. Greg. Wajahnya terlihat serius berbicara pada J dan Helena.

Read More

Peperangan

Written by Unknown


Umur Helena dan Shinji sekarang bisa dibilang sama. Namun postur tubuh Shinji tidak berkembang dan masih seperti 12 tahun. Terlihat sel sel tubuh Shinji telah mati seperti daun yang kering.

"Sungguh bocah yang malang." J menatap Shinji dengan serius.

Greg telah banyak mendapatkan sesuatu dari penelitiannya itu sebelum ataupun sesudah kejadian ledakan tersebut. Ia menuju ke sebuah lemari berisi lembaran lembaran kertas yang tampak seperti sebuah log dari apa yang ia kerjakan. Helena dan J sibuk mengamati Shinji yang malang.

"Lihat, ini adalah kode kode yang berhasil direkam dari kepala Shinji." menunjukan kepada J

"Kau serius menunjukannya padaku? Kode apa ini? Angka dan Huruf tak beraturan" jawab J

Read More

Mati

Written by Unknown


Helena mengedipkan matanya. Sadar dari lamunannya barusan. Di hadapannya J dan dr. Greg bangkit berdiri.

" Hei ayo.." kata J seperti mengajak Helena. Untuk sesaat Helena agak bingung, lalu ia sadar tadi dr. Greg mengajak mereka menemui Shinji di rumah yang disegel. Ia meraih tangan J untuk berdiri. Tangan J dingin dan berkeringat.

dr. Greg berjalan menuju sebuah dinding di salah satu sudut di ruang rahasia itu. Ia menggeser dinding itu santai seperti menggeser pintu geser. Dibaliknya terlihat sebuah elevator tua.

Read More

The Messenger

Written by Unknown


J hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Helena membawanya ke rumah. Sambil mencoba menuntunnya

"Tidak Helena aku bisa berjalan sendiri" J menolak bantuan Helena.

Mereka duduk di dekat tungku api karena hari sudah gelap. J sering menginap di rumah Helena. Ayah J selalu mabuk mabukan semenjak ibunya meninggal saat J masih 10 Tahun. Setiap hari J hanya datang kerumahnya untuk mengambil buku, DVD, berganti baju atau mandi, setelahnya ia pasti kembali kerumah Helena dengan sepedanya.
Read More

Minggu, 07 Juli 2013

Perjumpaan Pertama

Written by Unknown


Helena mendengarkan dr. Greg bercerita panjang lebar tentang Shinji Nakamura. Di hadapan profersor itu terlihat J mendengarkan dengan serius. Tiba saat J mengatakan sebuah kata "..teleporter.." Helena menangkap mimik dr. Greg. Helena berpikir mencoba menafsirkan hal yang sebenarnya sudah ia ketahui.

Di sebuah sudut jalan terdapat rumah yang sangat indah. Halamannya luas dan memiliki banyak pohon-pohon ornamental yang langka ditemukan di daerah itu. Gerbangnya melengkung berwarna hitam. Rumah itu sendiri tersembunyi jauh di belakang halaman luas yang dipenuhi pohon-pohon dan bunga yang cantik. Rumah itu terlihat anggun dan indah seperti istana kecil dalam dongeng anak-anak.
Read More

Seorang Bocah: Shinji Nakamura

Written by Unknown


"Polisi dan berita tidak mengetahui tentang ledakan itu. Pemeriksa memang menemukan beberapa kejanggalan. Hal yang membuat kami terkejut adalah saat melihat Surveimeter yang mereka bawa mendeteksi adanya kontaminasi di udara, tapi setelah dua sampai tiga hari saat mereka kembali, mereka tidak menemukannya lagi. Ketika aku sibuk memberikan keterangan kepada tim investigasi, aku memikirkan Luke yang segera membawa Shinji ketempat yang aman sesaat setelah kejadian itu. Aku khawatir sesuatu yang lebih buruk terjadi kepada mereka. Beberapa jam setelah kejadian aku mengendap ngendap masuk ke ruangan rahasiaku. Aku menemui Shinji yang telah terbaring di meja isolasi. Namun aku tidak menemui Luke disana, yang ada hanya tetesan darah yang berhenti di depan pintu ruangan tersebut. Sejak itulah Luke tidak pernah kembali." dr.Greg merunduk terdiam.

Read More

Sesuatu

Written by Unknown


Helena menatap dr. Greg dengan penuh pertanyaan. Keheningan dr. Greg mencemaskannya. Di pelukannya J merintih dan membuka matanya. Helena cepat-cepat menarik tangannya dari J. Wajahnya sedikit memerah. dr. Greg masih terdiam memandang J.

"Apa ini" kata J memegangi helm di kepalanya.

"Itu alat yang akan menyelamatkan nyawamu atau kemungkinan dapat membunuhmu juga" kata dr. Greg seraya membantu J melepaskan helm aneh itu.

Sementara dr. Greg menjelaskan pada J apa yang baru saja terjadi. Helena mundur dan mengamati mereka berdua. Helena memikirkan Shinji. Tetapi seberapa besar keinginannya untuk mengikat dan mengancam dr. Greg tentang apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana cara menyelamatkan teman baiknya Helena harus menahan diri. Ia tahu pasti dr. Greg tidak akan membuka mulutnya dengan cara itu.

Read More

Sabtu, 06 Juli 2013

Otak J

Written by Unknown



Helena pun berdiri dan mendekat ke arah J duduk. Fokus mereka sekarang hanya kepada J.

"Menjauh darinya!", teriak Greg mencegah Helena keras.

Terlihat Greg lebih bersemangat dari sebelumnya. Ia menekan salah satu tombol yang menggerakan kursi J ke suatu tempat terisolasi. Helena hanya bisa melihat J dari balik kaca.

"Lihat, merah menyala dan memanjang. Sekarang ini J hanya harus sendiri. Alat itu yang menolong kawanmu." sambil menunjuk ke arah monitor.

Read More

Ruang Rahasia

Written by Unknown


Helena memandang J dengan raut wajah yang hanya dimengerti teman baiknya itu, J memecah keheningan.

"Jadi.. sepertinya penjelasanku tidak terlalu dibutuhkan. Sudah jelas kamu mengerti apa yang aku alami sekarang." kata J dengan raut wajah yang tenang.

dr. Greg hanya mengangguk-angguk sedikit lalu berkata,
"Ya aku mengerti beberapa hal tentang sindrom ini, tapi seperti yang ku katakan sebelumnya. Aku adalah profesor gagal. Tidak cukup banyak pengetahuan yang kami dapatkan sejak penelitianku bersama Shinji dan Luke."

Read More

Kelainan yang Unik

Written by Unknown


"Sial! Aku dan Helena tidak banyak memiliki alasan untuk membuat hal ini menjadi logis di mata Greg. Satu satunya orang yang membuat kami sampai disini adalah Luke." fikir J

"kami tau ini tidak akan mudah untuk dijelaskan, karenanya kami selalu menunda untuk menemui Anda, Luke yang menyuruhku untuk segera menemuimu" jawab J

"Luke tidak pernah menceritakanku tentang hal ini, terakhir kami bertemu hubungan kami tidak baik, dan kami tidak pernah bertemu lagi setelah Ia menghilang semenjak ledakan radioaktif di rumah ini" Greg terlihat menyesal, iya seperti baru mengetahui hal yang penting.

Read More

Jumat, 05 Juli 2013

dr. Greg

Written by Unknown


Hujan terus turun sejak tadi. Air memercik membasahi sepatu Helena. "Sial!" bisiknya saat tidak sengaja menginjak genangan air di jalan sempit itu. Helena memandang J, temannya yang ia kenal sudah sangat lama dan sangat akrab. Helena terlalu terbiasa memanggilnya  J hingga tanpa sadar nama aslinya terlupakan sedikit demi sedikit. J berjalan sedikit di depannya.

"Pelan-pelan J.." seru Helena sedikit mendengking. Ia segera berdehem sedikit malu dengan nada suaranya. J tidak menjawab, sepertinya pikirannya terlalu sibuk memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Helena menghembuskan napasnya dengan sedikit kesal. Uap keluar dari mulutnya karena cuaca dingin yang secara aneh muncul belakangan ini. Perlahan-lahan pikiran Helena terbawa ke rasa penasarannya terhadap apa yang dilihat J tadi.

Read More

Selamat Datang Dunia Baru

Written by Unknown



Hari ini J terbangun, memandangi tangannya yang memekar dan pucat. Umurnya seperti 15 tahun lebih tua. Baretan baretan bekas pecahan kaca dari bom balistik yang meledak sewaktu Ia pergi. Membuat semua pandangannya hanya ada asap hitam dan tanah panas. Telinganya tidak seberapa bisa mendengar, yang ia dengar hanya iring-iringan pesawat pembersih, melaju seperti berputar putar diatas kepala. Fikirannya yang lain ada pada sebuah ruangan berkaca dengan balkon kayu mahoni coklat, tebal hingga hampir berbunyi seperti ratusan lembar tumpukan kayu dengan peredam disetiap lapisannya. Ia memandang dua hal yang berbeda dalam satu waktu. Beranggapan sama seperti dr. Greg, Helena bilang J bisa melompati fikiran orang lain. Pandangan pertama adalah pandangannya dan pandangan kedua adalah sebuah petunjuk.

"sekarang apa, J?"

Read More