Sabtu, 27 Juli 2013

Sebuah Tembakan

Written by Unknown


"Aku menambahkan alat navigasi dan prototype baru ini yang aku rasa Shinji dapat membuat programnya untuk dipasangkan ke alat ini" Helena bilang

"Setelah itu kita dapat melihat gambar?" tanya dr. Greg.

"Aku harap begitu" sambil memegang tangan J yang gugup dan bersiap siap menyuntiknya

"pelan pelan.. Tunggu. Bagaimana bisa Shinji membuat programnya sementara switch sedang berjalan? kau ingat, hanya helm ini yang membuatnya ada di dunia nyata dan harus selalu terpasang di kepala" kata J


(Ahh)

"Kau benar. Bagaimana Greg?" kata Helena sambil melepas suntikan di tangan J


Semua tampak berfikir keras. Satu hal lagi membuat helm ini berhasil merekam visual, lalu mulai menyelinap mencari informasi tentang organisasi itu. Greg seperti biasa, pada fikiran dalamnya. Helena dan J sungguh mengira Greg menemukan jawabannya. Wajah mereka tampak serius menunggu Greg berbicara. Lalu..


"Dimana Luke?" kata Greg terkejut

Lalu orang tua itu berlari ke kamar Luke dan menemukan ia tidak ada disana.

"Oh tidak lagi Luke.." kata Greg menyesal

Greg kembali ke bawah. Dengan optimis ia percaya anaknya pasti akan kembali lagi.

"Apa sudah kau lakukan? navigator dan prototype itu?" tanya Greg pada Helena

"Ya, baru saja" jawab Helena

"Baiklah, kita lakukan sekarang" memberi aba aba untuk J agar melakukan switch

J bersiap siap dan berbaring di lab. Ia memakaikan helm itu ke kepalanya. Terlihat dari balik kaca J memberi jempol untuk helm itu kepada Helena. Sepertinya J mulai nyaman memakainya. Ia dengan cepat masuk ke alam bawah sadarnya dan sampai titik paling tenang di atas gelombang tidur.

"Musik?" kata Greg heran

"Ya, aku menggunakan brainwave untuk mempermudahnya masuk ke kondisi theta. Relaksasi, meditasi dan peningkatan memori terjadi saat kondisi ini. Kondisi dimana gelombang berada pada 4-8 Hz"  jelas Helena

Sementara Greg dan Helena mengamati komputer dan bersiap siap menghadapi Shinji, lalu jauh di dalam fikiran J yang tenang ia kembali bertemu dengan Shinji. Mereka terlihat seperti sahabat di dunia berbeda.

"Dunia ini tampak lebih tenang" kata J kepada ruangan kosong dan Shinji. Suaranya menggema.

"Tidak juga, terkadang kau menghadapi sesuatu yang sulit dibayangkan dan itu mengganggu. Ada apa? apa Greg dan Luke baik baik saja?" kata Shinji

"Luke hilang dengan misterius seperti biasanya. Baiklah Shinji, kami membutuhkanmu untuk menyempurnakan prototype yang dibuat Helena. Kami butuh untuk memprogramnya."

"Tapi.. itu tidak mungkin.. Tunggu sebentar. Aku ada ide"

Mereka melakukan switch lagi. Dengan lemas tubuh J dengan helm di kepala mulai bergerak oleh perintah Shinji. Ia berjalan ke arah Greg dan Helena yang berada di depan layar monitor. Ia duduk di kursi itu dengan sigap mengutak-atik komputer, karena ia tahu waktu switch ini begitu singkat.

"Kau tahu papa Greg, aku fikir aku telah kehilangan segalanya, tubuhku bahkan hampir fikiranku. Tapi aku disini menemukanmu dan orang orang yang cukup baik untuk membuat semua ini begitu hidup. Tanpa kalian aku hanya akan hidup di sebuah ruangan kecil dan kekal di dalam dunia tak berdimensi-waktu. Sekarang ini aku tidak dapat melihat lagi apa yang sedang tubuhku lakukan papa Greg. Aku menutup akses syaraf ke mataku demi bersembunyi dari VTO. Aku fikir akan lebih baik tidak melihat apa yang sebenarnya terjadi, jadi aku bisa menciptakan dunia yang aman sendiri."

"Ya aku juga Shinji. Saat dulu menemukanmu di tempat terindah sekalipun tidak lebih bahagia ketika kini kau adalah hal indah yang ditemukan di tengah kekacauan ini. Sekarang kondisinya berputar. Ironi." kata Greg

" Ketika prototype ini berhasil maka apa yang menjadi penglihatanku adalah monitor itu. Dan sekali lagi aku perjelas, aku tidak bisa melihat dunia luar ataupun tubuhku sendiri. Jadi kita hanya dapat berkomunikasi."

Bunyi tombol enter yang kuat tanda program selesai dibuat Shinji.

"Baik, Helena. Ketika aku mulai tidak sadarkan diri maka kau hanya harus memasukan chip ini kedalam prototypemu di belakang kepalaku. Tapi kemungkinan berhasilnya hanya 50%. Ketika kalian melihat visual di monitor tentang ruangan kecil, maka proses instalasi sukses dan kita akan bisa berkomunikasi dan memandu kalian dalam hal lain. Tetapi ketika J terbangun tanpa ada apa apa sama sekali itu berarti... "

"Berarti apa?" kata Helena

"Itu berarti aku telah tiada di dunia manapun."

Tubuh J mulai berada pada kondisi Theta lagi. Kesadaran Shinji pun mulai menghilang. Helena ragu untuk memasukan chip itu dan menoleh sekali ke wajah Greg. Greg pun mengangguk pasrah.

"Tidak ada pilihan lain" kata Greg

Kemudian chip itu dimasukan kedalam alat aktif tersebut. Tidak ada reaksi apa apa terjadi pada beberapa waktu setelahnya. Tubuh J ataupun layar monitor tidak memberi respon apa apa. Greg mulai berkeringat. Helena mempererat genggaman tangannya karena mulai dingin. Lalu sedikit demi sedikit tubuh J bergerak seperti orang baru bangun tidur. Namun layar monitor masih gelap. J mulai sadar dan ikut melihat layar monitor. Jauh di dalam fikiran Shinji, ia sedang sibuk mempropagasi programmnya tadi dengan fikirannya. Tap. Mengeksekusi program. Tiba tiba ada garis membujur di monitor. Kemudian mati..

"Shinji!" teriak Greg di depan monitor itu

Semua terdiam. Greg mulai menangis mengerang. J terlihat bingung dan bodoh ditambah dengan helm itu masih di kepalanya. Sesaat setelah duka itu, Helena memegang salah satu bagian helm yang di pakai J. Memegangi bagian tambahan yang ia dan Shinji buat. Tampak tidak berguna.

"Sia-sia" Helena menghela nafas

Tiba tiba suatu percikan api muncul di alat itu. Helena dan J merasakan kejutannya. Layar terang kemudian langsung muncul menyinari ruangan Greg.

"Hah. Aku hampir tidak bisa bernafas" kata Shinji di layar monitor

Semua bersenang merayakan itu. Greg kini bisa melihat jelas bagaimana dunia Shinji yang terlihat kelam. Ia kini benar benar menyadari di balik itu ada kekuatan besar yang dimiliki Shinji.



"Mulai sekarang kau akan selalu ada disini Shiji." kata J sambil menunjuk ke kepalanya sendiri.

Sementara itu Luke tiba pada toko obat tempat dimana Jo ditemukan. Ia mencari jenis obat untuk membuat kekuatannya dapat digunakan lebih banyak. Ia mendengar satu langkah kaki yang berhenti ketika ia juga berhenti mengendap-endap. Terdengar lagi ketika ia mulai berjalan. Terus menerus seperti suara yang menggema. Namun Luke yakin itu bukan sekedar gema. Seseorang seperti mengawasinya. Saat ia ingin mengambil obat dia atas lemari. Darr! sebuah tembakan mengenai pundak Luke dan membuat obat di atas lemari berantakan. Langkah kaki sepatu wanita terdengar mulai mendekati tubuhnya yang tak berdaya. Luke mengerang kesakitan. Ia ingin kabur tapi kondisinya belum cukup untuk pulih. Rencananya gagal untuk hal ini.

"Siapa dan mau apa kau disini?" kata orang itu, suara wanita.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar