Rabu, 10 Juli 2013

Pikiran Shinji

Written by Unknown


"Arrr rraaawrrr.." Shinji mendengar suaranya sendiri. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya tanpa kendali di kasur. Kekang di tubuhnya terasa sedikit mengendur. Tetapi, sedikit saja sudah cukup bagi tangannya untuk menyelip dan menggeliat keluar dari kekang. Shinji merasakan giginya menggeretak keras. Ia berusaha untuk tidak merintih-rintih, meraung atau melakukan semua yang ia lakukan sekarang. Seolah-olah hanya mata dan batinnya saja yang berguna. Tubuhnya bergerak tanpa kendalinya. Ia mengendus-endus seluruh ruangan. Di dalam hati Shinji merasa jijik dengan dirinya sendiri. 'Tunggu..jangan. Berhenti!' Shinji katakan pada dirinya sendiri. Seberapa kuat ia ingin menolak dan menahan semua gerak tubuhnya, Shinji hanya akan berakhir dengan sakit kepala yang hebat. Rasanya seperti menonton film saja. Melihat segalanya tanpa bisa mengontrol keadaan sekitarnya.


Shinji terus berjalan dan mengendus tanpa arah. Ia melihat dirinya di sebuah kaca panjang di samping kasurnya. Menjijikan, pikirnya. Pintu ruangan itu terbuka ke depan saat Shinji menabraknya. Sepertinya dalam kunjungan terakhir dr. Greg tidak menutupnya dengan benar. Ia ingat terakhir dr. Greg berkunjung membawa banyak kertas dengan tergesa-gesa. 'Papa Greg!' jeritnya dalam hati saat ia berjalan menuruni tangga. Hidungnya mencium wangi yang amat menggoda. Seperti menariknya begitu saja. Lapar..ia sangat lapar. Sambil berjalan perlahan seperti orang bodoh, Shinji mencoba mengingat makanan teakhirnya. Cokelat batangan dari Luke. Hmm..ia lupa bagaimana rasanya. Shinji menggigit bawah bibirnya sambil berjalan. Wangi itu makin dekat. 'hmmm' pikir Shinji menikmati wangi itu.

Shinji berdiri di belakang dr. Greg masih menikmati wanginya. Lalu Shinji menelan sesuatu. Bibirnya!. 'Yuuuuck!' pikir Shinji jijik karena memakan bibirnya sendiri. Tetapi tubuhnya menginginkan lebih Ia memandang dirinya sendiri melompat ke arah dr. Greg. 'aaaah berhenti!itu papa Greg' pikirnya dengan keras. Ia melihat dr. Greg berlari menuju tangga. Tubuhnya juga ikut berlari. Shinji mencoba menghentikan dirinya. Ia ingin menutup matanya, tidak ingin menyaksikan dirinya memakan orang tua angkatnya. Tetapi berkedip pun tidak. Matanya tetap terbuka memperlihatkan jalan berlalu saat ia berlari. Shinji melihat sebuah pintu terbuka. Dari sana tercium wangi yang lebih menggoda samar-samar. Sambil tergopoh-gopoh, Shinji memasuki ruangan itu. Cahaya nya remang-reman. Shinji sadar di ruangan itu tercium wangi dr. Greg, tetapi wangi dari salah satu jendela yang terbuka di ruangan itu jauh lebih menggoda. Tubuhnya yang seperti ia duga adalah tubuh yang bodoh, keluar melalui jendela itu.

Angin meniup rambut tipis Shinji. Rintikan hujan mengenainya tanpa menimbulkan rasa dingin. Giginya menggeretak dan matanya menatap ke depan. Terlihat mengerikan seperti sedang berpikir mencari sesuatu. Tangan kanannya menggantung bebas, terlihat seperti seonggok tulang dibalut kulit kelabu. Gusi bawahnya terlihat dengan jelas dan ada bekas luka gigitan hitam di tempat yang dulunya adalah bibir bawahnya. Di sekitarnya banyak pepohonan. Shinji sadar ia masih berada di halaman belakang dr. Greg. Wangi yang ia cium adalah wangi pelayan dr. Greg. Dua orang..Shinji menghitung dalam hati. Ia mulai berlari kearah mereka. Jeritan-jeritan terdengar. Selanjutnya yang ia lihat hanyalah darah dan tulang. 'Tiidak..' Shinji merasa puas setelah "makan" tapi seperti terbangun, Shinji langsung menyesal karena tidak bisa menghentikan dirinya..

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar