Selasa, 09 Juli 2013

Kabur

Written by Unknown


dr. Greg duduk di mejanya. Rintihan dan erangan Shinji dari ruangan lain menjadi latar belakang saat ia bekerja. Lembaran-lembaran kertas bertebaran di mana-mana. Beberapa menumpuk tinggi sekali melebihi kepala dr. Greg. Di belakangnya melalui kaca dua arah di dinding terlihat Shinji sibuk mengerang dan mencoba melepaskan diri dari kekang di kasurnya. dr.  Greg melepas kaca matanya dan mengusap matanya lelah. Ia lalu menoleh untuk melihat keadaan Shinji. Masih terlihat sama, antara hidup dan mati. Shinji menggertakan giginya sambil membalas tatapan dr. Greg...dr. Greg menghela napas panjang. Ia ingat betul bagaimana dulu rasa sayangnya tumbuh perlahan-lahan saat mengasuh Shinji. Sekarang ia rindu dengan masa lalu. Luke dan Shinji si bocah.



Bangkit dari kursinya, dr. Greg berjalan menuju mesin pembuat kopi dan menuangkan semua sisa kopi dari teko ke mug besarnya. Ia kembali duduk dan memeriksa dengan teliti kertas-kertas di mejanya. Di tengah-tengah keseriusannya dr. Greg menyesap perlahan-lahan kopi di mugnya. Aneh..tidak ada suara sama sekali, pikirnya. Ia lalu kembali bekerja. Lalu ia tiba-tiba menoleh kebelakang. Shinji tidak ada di kasur!. Cepat-cepat ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan pistol kecilnya dan memegangnya dengan gemetar. Ia menelan ludahnya dengan keras sambil berharap semua rasa takutnya ikut tertelan dan hilang. dr. Greg membuka pintu menuju tangga curam ke bawah. Dengan ragu ia memmbiarkan pintunya terbuka. Sebagai jalan keluar cadangan, pikirnya.

Sampai di bawah, koridor terlihat kosong dan elevator lama juga masih tertutup. dr. Greg menatap sekeliling ruangan sambil menahan napas. Ruangan itu kosong dan sunyi. dr. Greg menghembuskan napasnya lega. Tiba-tiba dari belakang Shinji menabraknya. Berusaha meggigit leher dr. Greg. Whoaaaa, dr. Greg menjerit kaget sambil melompat menjauhi Shinji. Salah satu tangan Shinji masih terikat kekang, tetapi tangan kanannya sudah terbebas meraih-raih dr. Greg.

dr. Greg ingin berlari menuju elevator tetapi Shinji  menghalangi jalannya. Sambil mengumpat ia berbalik dan berlari menaiki tangga curam. Berharap bisa meloloskan diri dari salah satu jendela rumah yang di segel. Dibelaknnya Shinji mengejarnya cepat, sedikit tersandung di tiap undakan tangga. Jerit dan erangan Shinji memacu detak jantung dr. Greg. Adrenalin memenuhi dr. Greg membuatnya berlari lebih cepat. dr. Greg sampai di laboratorium, ia membuka salah satu pintu di ujung ruangan menuju sebuah gudang dengan jendela yang dikunci rapat. dr Greg mencoba membuka kunci jendela itu. Langkah cepat Shinji semakin terdengar dari belakang. dr. Greg berhasil membuka kunci jendela, tetapi tidak ada waktu untuk keluar. dr. Greg melihat sebuah celah dan berlari kesana. Ia menunduk dan menyelipkan tubuhnya ke celah itu, berusaha tidak terlihat. Shinji memasuki ruangan dengan gigi yang menggertak. dr. Greg menahan napasnya. Peluh menuruni pelipisnya. Shinji berjalan maju terlihat seperti mencari-cari. Ia melihat cahaya dari jendela yang dibuka dr. Greg dan berjalan maju keluar dari rumah itu.

dr. Greg menghembuskan napasnya. Wajahnya panik sambil menekan gelang di tangannya.

"J, Shinji kabur!"..

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar