Rabu, 17 Juli 2013

Teman Baik

Written by Unknown


Helena memandang J membuka matanya. Seperti orang baru bangun. Ia sedikit terhuyung melepaskan "helm" nya dan bangkit berdiri. Untuk sesaat ia memandangi tangannya sendiri lalu memegang dadanya.

"Luar biasa!" kata dr. Greg sambil masuk ke ruangan tempat J berada. Untuk sesaat wajah J sedikit berubah seperti senang dan rindu ketika melihat dr. Greg. Helena menyadari ekspresi J. Lalu seperti sadar sedang diperhatikan ekspresi J kembali normal.



"Berhasil, alatnya berhasil!" kata Luke pada Helena girang sambil mencengkeram lengan Helena setengah memeluknya.

"Ya setidaknya alat itu tidak membunuhnya,   tapi sejauh ini alat itu belum bisa membantu kita melihat apa yang J lihat. Aku akan mencoba memodifikasinya." kata Helena tenang. Ia melepaskan pelukan Luke. Senang bahwa temannya baik-baik saja dan sibuk berbicara dengan dr. Greg. Helena berjalan mendekati J, tetapi didahului oleh Luke yang langsung duduk di samping J. Ia tidak ingin mengganggu dan berbelok mengambil helm menuju ruang lab lainnya untuk memodifikasi "helm" itu.

Helena sudah menyelesaikan pekerjaannya sejak tadi. Tapi ia tetap masih memegang "helm" itu sambil memperhatikan dr. Greg, Luke dan J yang berbincang dengan nada menggebu-gebu. Untuk sesaat ia iri karena temannya terlihat lupa dengan dirinya dan tidak mencarinya saat ia pergi ke ruangan lain. Wajahnya mengeras saat dr. Greg menepuk pundak J. Helena berpura-pura serius saat Luke tiba-tiba masuk ke ruangan.

"Sini aku ambil alih" kata Luke ramah.

 "Berbicaralah pada temanmu" lanjutnya sambil mengambil 'helm' dari tangan Helena. Luke seperti menyadari kecemburuan Helena.

"Tidak usah sepertinya ia amat menyukai berbincang dengan ayahmu" balas Helena dengan wajah masam. Ia mempertahankan pegangannya pada "helm" itu.

"Hahaha, kau takut temanmu direbut ya.." kata Luke sambil tertawa.

"Tidak" kata Helena singkat. Wajahnya datar tetapi memerah.

"Baiklah.." Luke berkata setelah berdehem dan merenggut 'helm' J.

"Ck..." Helena bangkit dari duduknya. Ia berjalan keluar laboratorium melewati dr. Greg yang baru saja ingin masuk menemani Luke. dr. Greg tersenyum ramah pada Helena. Tapi tidak mendapatkan balasan.

"Ada apa dengannya?" tanya dr. Greg saat duduk di samping Luke.

"Entahlah..masalah perempuan." jawab Luke santai sambil memeriksa 'helm' itu.

"Hei lihat! sepertinya helm ini sudah selesai" lanjut Luke menunjuk bagian-bagian yang telah di modifikasi.

 ---
Helena duduk di pinggir kasur besar di satu-satunya kamar di laboratorium. Ia membanting tubuhnya ke kasur sambil menghela napas. J masuk ke kamar.

"Hei" kata J sambil tersenyum. Senyumnya sedikit malu-malu.

"Apa" kata Helena masih berbaring tidak memandang J.

"Tidak ada..hanya ingin menyapa." kata J duduk di samping Helena. Helena memalingkan wajahnya menjauhi J. Jantungnya berdegup kencang saat J membelai rambutnya. Uuuh..apa yang dilakukannya. Pikir Helena sedikit malu. Helena mencoba menyingkirkan rasa malunya lalu mencoba duduk dengan tegak. Wajahnya berhadapan dengan J.

Mereka beradu pandang sesaat. Tatapan J berbeda dari yang Helena lihat. Rasanya seperti bukan J. Tunggu dulu..pikir Helena saat J memandangnya dengan mesra. J mengangkat tangannya dan mengelus pipi Helena.

"Kau tahu..kau sangat cantik" kata J tiba-tiba. Di tengah-tengah rasa senangnya dipuji J, Helena menyadari sesuatu.

"Siapa kau?" kata Helena tiba-tiba. Ekspresinya mengeras dan tangannya memegang kedua tangan J keras. Menjauhkannya dari wajahnya sendiri.

"Apa maksudmu" jawab J mengerutkan alisnya.

"Jangan berpura-pura. Aku cukup mengenal J untuk tahu kalau kau bukan dirinya." kata Helena sambil memuntir tangan J.

"Baiklah cukup cukup.." kata J sedikit terkejut dengan kekuatan Helena. Ia menghela napas sesaat ketika Helena melepaskan J.

"Aku dan J bertukar pikiran untuk sementara.." jawab J sedikit menyesal.." tapi, tapi aku benar-benar serius saat mengatakan kau sangat cantik. Maksudku kau sangat sangat cantik seperti bidadari.." lanjutnya sedikit tergagap.

"Ya aku tahu aku cantik, jadi siapa kau?" tanya Helena masih dengan wajah serius.

"Shinji.." jawab J dengan suara sekecil mungkin sambil menunduk.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar