Sabtu, 06 Juli 2013

Ruang Rahasia

Written by Unknown


Helena memandang J dengan raut wajah yang hanya dimengerti teman baiknya itu, J memecah keheningan.

"Jadi.. sepertinya penjelasanku tidak terlalu dibutuhkan. Sudah jelas kamu mengerti apa yang aku alami sekarang." kata J dengan raut wajah yang tenang.

dr. Greg hanya mengangguk-angguk sedikit lalu berkata,
"Ya aku mengerti beberapa hal tentang sindrom ini, tapi seperti yang ku katakan sebelumnya. Aku adalah profesor gagal. Tidak cukup banyak pengetahuan yang kami dapatkan sejak penelitianku bersama Shinji dan Luke."


Helena berjalan mengelilingi ruang rahasia itu. Di belakangnya samar-samar terdengar suara J dan dr. Greg serius membicarakan "sindrom" yang dimiliki J. Ia tidak begitu tertarik dengan penjelasan membosankan yang diberikan dr. Greg pada J dengan bahasa sains nya yang rumit. Ia hanya mendengarkan sedikit sebelum memutuskan untuk bertanya pada J tentang kondisinya nanti setelah semuanya disimpulkan.

Di ruangan itu banyak sekali benda-benda aneh yang mengerikan. Tapi justru karena anehya itu membuat Helena tertarik. Ruangan itu cukup besar untuk memuat banyak lemari, botol-botol dan tabung gelas raksasa berisi makhluk yang diawetkan. Cahaya di ruang itu terang benderang dan lantainya terlihat mengkilap dan bersih. Papan tulis dengan peta dan benang-benang yang ditusuk di beberapa titik berderet di samping ruangan. Beberapa tertulis rumus-rumus yang tidak Helena mengerti. Bunga-bungaan berwarna-warni sedikit memberikan kesan manis di ruangan itu, hanya saja bunga-bunga itu bunga karnivora yang memakan serangga atau mungkin kalau cukup besar bisa memakan manusia.

Ia sampai di ujung ruangan dimana ada banyak foto-foto dan berita-berita di koran dibingkai. Di salah satu foto itu terdapat foto dr. Greg, Luke dan Shinji. Luke muda terlihat tampan dalam tuksedonya dan dr. Greg tersenyum lebar dari balik kaca mata tebalnya. Shinji terlihat sedikit memaksakan senyumnya, bocah umur 12 tahun itu terlihat kecil diapit Luke dan si profesor. Beberapa tahun lagi, Shinji pasti menjadi idola gadis-gadis seumurannya.

Di ujung ruangan J tiba-tiba menggeram dan memekik sambil memegang kepalanya. Helena segera  berlari ke arahnya. dr. Greg memapah J sedikit kesulitan dengan hentakan-hentakan kepala J.

" Baringkan saja dia!" jerit Helena.

dr, Greg tidak menjawab. Ia sibuk menarik J ke tempat duduk dengan helm yang memanjang sampai ke tulang belakang. Helena menarik dr. Greg takut J terluka karena alat mengerikan itu. Walaupun sudah tua dr. Greg masih memiliki kekuatan cukup untuk mengangkat J dan melawan setiap tarikan Helena.

Helena tidak mau melakukan ini pada orang tua, tapi ia harus. "uh!" jeritnya sambil memukulkan kepalan tangannya ke hidung dr. Greg. Profesor tua itu terhuyung ke belakang dan jatuh terduduk. Helena menutup mulutnya menahan jeritan. dr. Greg duduk sambil memegangi hidungnya yang berdarah. Tapi keduanya sudah lupa dengan aksi Helena barusan. Mata mereka sekarang menatap ke monitor besar di samping J yang sedang duduk dan gemetar. Kepalanya terlihat aneh dalam helm itu.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar