Minggu, 07 Juli 2013

Perjumpaan Pertama

Written by Unknown


Helena mendengarkan dr. Greg bercerita panjang lebar tentang Shinji Nakamura. Di hadapan profersor itu terlihat J mendengarkan dengan serius. Tiba saat J mengatakan sebuah kata "..teleporter.." Helena menangkap mimik dr. Greg. Helena berpikir mencoba menafsirkan hal yang sebenarnya sudah ia ketahui.

Di sebuah sudut jalan terdapat rumah yang sangat indah. Halamannya luas dan memiliki banyak pohon-pohon ornamental yang langka ditemukan di daerah itu. Gerbangnya melengkung berwarna hitam. Rumah itu sendiri tersembunyi jauh di belakang halaman luas yang dipenuhi pohon-pohon dan bunga yang cantik. Rumah itu terlihat anggun dan indah seperti istana kecil dalam dongeng anak-anak.

Di halamannya ada seorang gadis berumur 12 tahun sedang bermain petak umpet dengan sahabat baiknya. Sahabat satu-satunya yang ia miliki. Rambut hitamnya yang ikal benggantung bebas di punggungnya saat ia berlari. Mereka asyik tertawa sambil berlari-lari. Di ujung halaman seorang pelayan mengawasi mereka dengan tenang sambil memikirkan betapa kasihan gadis kecil yatim piatu ini. Ya.. lebih tepatnya gadis yatim piatu yang kaya, amat kaya.

Helena terbawa kembali ke masa itu. Ia masih ingat jelas bagaimana tawa J yang nyaring berubah menjadi suara orang yang tersedak. Helena segera berlari melewati batang-batang pohon besar mencari tempat J bersembunyi. Di bawah semak-semak terlihat sangat mengerikan, J duduk dengan kepala terhentak. Ia seperti tidak sadar. Helena menahan jeritnya dan meraih tangan J. Mulutnya membisikkan nama J mencoba membangunkannya. Di tengah-tengah kepanikannya seseorang muncul begitu saja di depan mereka. Helena hanya menatap. Bibirnya terbuka sedikit berharap orang itu bukanlah malaikat kematian yang menjemput J. Jangan... jangan J. Pikirnya sambil menangis.

Orang itu mengangkat kedua tangannya. Seperti sedang mencoba menenangkan hewan liar. Salah satu tangannya mengalami pendarahan hebat. Helena membeku di tempatnya. Tidak dapat bergerak apalagi berpikir.

"Hai.." kata orang itu. Ia menatap J lalu dengan cepat mencari sesuatu di sakunya. Terdengar Helena menarik napas penuh ketakutan.

"Tidak apa-apa.." kata orang itu sambil mengeluarkan kartu nama seseorang dan memberikannya pada Helena. Darah di tangannya menodai kartu nama itu.

"Periksakan dia ke sana.." orang itu berkata sambil tersenyum seramah mungkin. Bibirnya sudah membiru dan nadinya terlihat jelas di bawah kulit tipisnya. Rambut hitamnya berkilap dipenuhi keringat. Helena meraih kartu itu secepat kilat lalu menyimpannya di sakunya. Orang itu menunduk dan menggeram kesakitan. Ia lalu mengambil napas panjang dan berkata " Katakan padanya, Luke yang mengirim kalian." ia lalu menghilang begitu saja. Helena tidak memiliki waktu untuk menangis ketakutan atau menjerit atau bahkan mengheningkan cipta di tengah ketakutannya. J mencengkeram lengan Helena membuatnya sadar seketika. "Whoaaaa aku melihat sesuatu yang luar biasa!" kata J sambil mengangkat tubuhnya berdiri. Helena menatapnya dengan sedikit tatapan kosong. "Hei, apa yang terjadi?" tanya J. "Tidak ada..jadi apa yang kamu lihat?" kata Helena sambil tersenyum.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar