Senin, 08 Juli 2013

Sebuah Kecupan

Written by Unknown


Dari pundak J. Helena serius memperhatikan lengan J. Tangannya gatal ingin menekan urat-urat J yang menonjol. Ia mencoba menahannya. Dari sudut matanya cahaya merah berkelap-kelip seperti jantungnya yang berdegup cepat sekarang. Ia menekan tombol itu dan muncullah kepala hologram  dr. Greg. Wajahnya terlihat serius berbicara pada J dan Helena.



"blablablablablabladibladibladiblablabla...." Helena memandang kepala hologram dr. Greg dengan malas sementara J mendengarkan serius berusaha mengerti setiap perkataan dr. Greg. Di samping J, Helena menguap. Ia lelah dan sedikit trauma, sudah cukup banyak informasi mengerikan dan aneh yang ia terima selama beberapa hari ini. Ia hanya berharap J dapat memecahkan semua masalah ini dan membuat semuanya baik-baik saja. Rasanya sudah lama sekali dr. Greg berbicara membuat Helena semakin mengantuk. Ia membaringkan kepalanya ke panguan J. Sementara itu J  yang terlihat masih serius dengan dr. Greg hanya mengangkat tangannya memberian ruang bagi Helena untuk berbaring di pangkuannya.

J selesai berbicara dengan dr. Greg. Dengan matinya cahaya hologram dari gelang J, ruangan seketika menjadi gelap. Cahaya api remang-remang menerangi ruangan. Bayangan di dinding bergoyang-goyang sedikit tertiup angin. J menunduk memandang Helena yang tertidur. Ia tersenyum sedikit lalu ekspresinya berubah menjadi serius. J menunduk perlahan-lahan hingga bibirnya bertemu dengan bibir Helena. Ia lalu duduk tegak dan bersandar di sofa itu sambil mengelus rambut Helena sayang. Helena terbangun, J memejamkan matanya. Mencoba sebisa mungkin terlihat tertidur.

Helena mengangkat kepalanya dari pangkuan J. Aneh, pikirnya. Sepertinya ia merasakan sesuatu menyenuh bibirnya. Ia duduk memandang J yang tertidur. Helena bangkit lalu berjalan menuju kamar tidurnya. Ia harus segera tidur karena besok ia akan ujian. Sudah dua hari ia tidak sekolah. Walaupun ia home schooling ia tetap tidak ingin melewatkan waktu belajarnya terlalu banyak. Di tengah langkahnya ia melihat pelayan setianya masih belum tertidur.

"Fi, belum tidur?" sapanya ramah.

"Belum nona." jawab Fi sopan.

"Tidurlah sudah malam..oh ya sebelum kamu tidur antarkan beberapa bantal ke ruang santai untuk J. Trims Fi."  kata Helena sambil lalu.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar