Senin, 08 Juli 2013

The Messenger

Written by Unknown


J hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Helena membawanya ke rumah. Sambil mencoba menuntunnya

"Tidak Helena aku bisa berjalan sendiri" J menolak bantuan Helena.

Mereka duduk di dekat tungku api karena hari sudah gelap. J sering menginap di rumah Helena. Ayah J selalu mabuk mabukan semenjak ibunya meninggal saat J masih 10 Tahun. Setiap hari J hanya datang kerumahnya untuk mengambil buku, DVD, berganti baju atau mandi, setelahnya ia pasti kembali kerumah Helena dengan sepedanya.

Ayah J hampir tidak pernah dalam keadaan sadar. Sekalinya sadar mungkin saat itulah J sedang pergi. Salah satu hal yang paling J tidak suka ketika pulang kerumahnya adalah mencium bau alkohol 5 meter lagi sebelum ia memasuki rumah, lainnya adalah masalah pribadi seperti lingerie yang membusuk bertebaran dan puntung rokok tepat diatas playstation 3 miliknya. Helena hampir dibilang menyelamatkan hidupnya.

"Aku akan membuatkanmu kue dan minuman hangat, aku sangat suka membuatnya. Tunggu sebentar ya" sambil menepuk pundak J dan pergi tersenyum.

Saat Helena pergi otak J mengalami kontraksi kecil. Api di tungku bergoyang goyang tak tentu arah. Hampir membakar udara di sisi luar ruangan. Sebuah vas bunga ramping didekatnya jatuh karena getaran. Pasir dari vas itu mengotori karpet merah maron. Kejadian itu sangat cepat hingga Helena tidak mengetahuinya. J mendapatkan apa yang ia lihat tadi. Ia mengingat hal yang sempat hilang tadi. Ia melihat bahwa dirinya sedang membawa dua buah tabung reaksi, keduanya ditangan kanan. Lalu ia meletakan tabung itu di atas api. Tangan satunya menulis data. Ia kidal. Orang itu sungguh hebat bisa mengerjakan kedua tangannya berbeda beda dalam satu waktu. J juga melihat seorang anak terseyum sambil membuka tutup kotak musiknya, ia sangat lucu sekali. Anak itu mendekat ke arah pandangan J. Orang tadi memberhentikan tulisannya dan langsung memegang kepala anak tersebut. Beberapa saat kemudian orang hebat tadi berteriak karena tangannya terbakar. Terlihat ia tidak bisa membagi fokus antara anak itu dan tabung reaksinya. Selebihnya J tidak dapat mengingat lagi.

"Ayo minum.." sesaat setelah menyuguhkan minuman yang ia buat kepada J

J mengangkat gelas itu dan menempelkannya ke bibir. Ia berhenti dan menceritakan semua hal yang ia ingat tadi kepada Helena. Helena mendengarkannya dengan sangat baik. Mereka bercerita hingga larut malam dan J tertidur di kursi. Pelayannya datang menyelimuti masing masing dari mereka. Helena masih belum bisa tertidur memikirkan hal yang tadi. Ia memandangi ruangan yang gelap. Cahaya bulan menembus jendela dari 380.000 km jauhnya tepat diatas tangan Helena yang sedang memandangi kartu nama dari orang misterius itu. Ia menyimpannya di sebuah buku yang ia baca pemberian ayahnya.


Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar