Selasa, 13 Agustus 2013

Planet yang Hilang

Written by Unknown


Sebuah planet dan 12 lainnya yang mengelilingi bintang Eldes. Cahaya redupnya sampai pada titik mata seorang anak, menembus jiwanya yang teguh dan juga menghangatkan samudra yang berwana jingga. Tumbuh-tumbuhan kering di tanah yang tandus tapi cukup untuk membuat  udara , kertas kertas poster sebagian berserakan tertiup angin dan makanan instan disusun dengan rapih dalam lemari. Semua terlihat sehat dan tertata rapi berkat kepemimpinan yang adil.


Sebuah akar pohon yang besar kini ada di hadapan kami, sejak lahirnya tanah ini, batangnya masih tumbuh menembus atmosfer, rantingnya membelok membentuk bundaran topi dunia ini. Planet kami ini bukan planet suci. Tak ada satupun makhluk yang paling suci kecuali Penciptanya. Dengan setetes kelemahan penghuninya membuktikan setiap makhluk adalah egois. Planetku? Tidak dimana-terkecualipun. Tapi Travelia memberi kami tempat yang aman, nenek moyang kami berasal dari sel-nya. Tumbuhan yang sekaligus namanya menjadi nama dunia ini berpijak. 

Kami hanya beruntung berada di sini. Eldes tidak memberikan banyak energi kepada kami. Bahkan bintang itu sudah tua dan lapuk. 12 planet lainnya mungkin juga sudah musnah atau mati membeku. Travelia adalah satu satunya hal yang dapat mengerti cahaya Eldes. Menjadikannya kehidupan kepada kami. Makanan dan energi yang mengalir langsung ke darah kami. Telah hidup berjuta-juta tahun lamanya. Membuat kami tua, tua berarti lemah. Sama lapuknya seperti Eldes.


Peperangan adalah hal yang paling primitif yang pernah ada disini, kata itu telah dihapuskan berjuta juta tahun yang lalu. Tidak pernah terjadi pertumpahan darah di planet kami atau terdengar seseorang membunuh satu sama lain 4000 tahun setelah lahirnya kehidupan di planet ini. Bagi siapa yang menghilangkan jiwa maka ia akan kehilangan jiwanya. Karena dalam peperangan tidak ada kebenaran kecuali kedamaian. Maka sejak itu ketamakan akan musnah dengan sendirinya di planet ini. Sehingga yang hidup hanyalah jiwa jiwa yang benar dan damai. Bangsa kami telah lama mengerti dari bangsa di gugus bintang manapun tentang kedamaian, itu sebabnya pelajaran ini menjadi sangat mudah bagi kami.

Konon peperangan itu masih menyisakan dua jiwa tamak yang membeku. Terlihat mati tapi tidak tahu kapan ia akan bangun. Mengumpulkan tenaga sebanyak banyaknya untuk akhir. Tersimpan di isi perut Travelia dan tersegel oleh tumpukan lapisan batangnya. Dua jiwa itu berhasil memindahkan diri ke inti Travelia. Melarikan diri dari peperangan yang lalu. Sengaja menyisakan sebuah peperangan baru di akhir umur planet ini. Cerdik dan seperti tahu kapan saat yang tepat untuk bisa menguasai dunia ini tanpa harus musnah.

Eldes yang tua semakin memanas. Melelehkan beberapa bagian badan Travelia. Aku rasa cerita itu benar terjadi. Akhir akhir ini dunia kami kacau. Sel dari dua jiwa itu meleleh di perut Travelia dan kini mengalir di darah kami. Kami tidak pernah diajarkan bagaimana menahan diri selama berjuta juta tahun. Tapi kini kami harus menanggung itu. Ada sesuatu yang berbeda dalam diri kami. Kini lahir dua bangsa baru yang picik di planet kami. Zork dan Ogs, sedangkan aku adalah cucu seorang anak pribumi di planet ini, bangsa Traveler.

Bangsa bangsa itu terbagi atas sifatnya. Setiap sel alami yang ada pada tubuh asli sebelum sel Zork dan Ogs masuk kedalamnya, merupakan sel bangsa Traveler. Hanya sedikit yang mampu mempertahankan sel Travelernya. Traveler yang lain telah bermutasi menjadi Zork atau Ogs. Jumlah kami sangat sedikit, menyebabkan kami hidup bersembunyi dan melakukan riset diam diam.

Sel Zork sangat ahli dalam teknologi dan Ogs sangat kuat dalam berperang. Sedangkan kami, Traveler adalah bangsa yang memiliki keduanya, dan juga ditambah seni berpindah yang tidak mereka miliki. Kekuatan traveling mereka menghilang seiring permutasian menjadi Zork dan Ogs. Hal ini membantu kami bersembunyi. Kami juga sudah lama tidak memasok makanan dari pohon tua itu untuk menghindari masuknya sel Zork dan Ogs kedalam tubuh kami.

Tapi Zork berhasil membuat suatu teknologi yang memiliki penglihatan tanpa batas. Otak mereka benar benar berkembang pesat. Menciptakan teknologi yang dinamakan Z-Eye dan Leaf-Storage, melihat arah tujuan jarak dan sisi tanpa batas, merekam setiap momen kecil dalam Travelia dan menyimpannya dalam tubuh pohon Travelia. Menyebabkan daunnya menutupi seluruh atmosfer selama beratus ratus tahun. Teknologi itu membuat kami sulit bersembunyi dari Zork.

Di sisi lain Ogs sekarang hampir menghabisi seluruh Zork yang ada. Kekuatan mereka melebihi otak Zork. Zork hampir membuat alat pemusnah massalnya sebelum akhirnya merekapun musnah karena Ogs. Cahaya Eldes diperkirakan akan terus memancar sampai 1000 tahun lagi. Tapi kini program Z-Eye berjalan sendiri hingga menebalkan atmosfer. Suhu di planet kami mendingin dan terus mendingin seiring masa. Z-Eye yang tak berpilot mempermudah kami kembali bersembunyi tapi kami sadar planet ini juga tidak lama lagi pasti akan musnah.

Bangsa Ogs musnah karena kedinginan dan memakan satu sama lain, sedangkan jumlah kami hanya tinggal puluhan. Sinar Eldes yang lemah kini tidak tersisa sekalipun ke tanah kami. Sedikit demi sedikit dari kami mati sampai hanya tinggal seorang anak kecil yang tidak tahu apa apa yang ikut membeku dalam inti Travelia. Membuat Travelia terdiam selama beratus tahun. Membeku kembali di dalam semesta yang dingin, menyatu dalam satu benih, menunggu Eldes meledak dan melelehkannya...

Kini anak itu terlahir kembali bersama benih Travelia yang hilang di tubuhnya. Jatuh ke dunia yang lebih muda ramai dan asing. Mereka memanggilnya Bu..

Luke datang ke kamarnya bersama Jo, langkah cepat Jo terdengar dari lorong sejak tadi. Menandakan betapa rindunya Jo pada ibunya. Tera cepat cepat menutup buku itu dan meletakannya di tempat semula, tepat saat ujung matanya menangkap bayangan Luke dan Jo. Tampak Luke curiga dengan sikap Tera, tapi ia lewatkan begitu saja dan menuntun Jo berjalan mendekati ibunya. Tera mungkin mulai mengerti sendiri mengapa tubuhnya bisa berpindah dari jalanan itu dan tiba di sebuah rumah. Lalu cepat-cepat Tera memeluk Jo erat dan menangis rindu.

Share on:

0 testimoni :

Posting Komentar